akhir-akhir ini pikiranku kacau.. entah apa yang terjadi pada hati ini..
sebentar-sebentar aku terlihat senyum-senyum sendiri, dan disaat yang sama, aku menyadarkan diriku.. teriak dengan keras dalam hati "hey! apa ini!
seperti khilaf.. seperti sedang melakukan dosa. aku mengucap istigfar berkali-kali, bukan.. bukan karna sedang memikirkan hal kotor.
entah ada apa.. akhir-akhir ini ada hal yang lebih besar yang aku pikirkan selain masa depan dan keluargaku.
ada sosok baru yang tiba-tiba muncul.. yang menyita pikiranku, tercurah hanya tentangnya.
astagfirullahalazimm.. hanya itu yang ku ucap saat dia selalu hadir disetiap lamunanku..
aku paling malu mengakui kalau aku ini pernah bahkan sering galau juga. akhh.. ini pengakuan yang paling sering ku hindari.
mungkin aku ini selalu terlihat seperti orang yang anti cinta. ya mereka sering menyebutku 'jomblo dengki' karna mereka bilang aku suka berkhotbah tentang 'pacaran'
tapi dibalik itu semua aku punya hati yang lemaah.. aku tak pernah serius jika membicarakan tentang cinta. selalu ada kata nyeleneh khas guyonanku diakhir kalimat, jika aku mulai merangkai kata romantis tentang isi hatiku..
ya karna itu tadi aku malu mengakui kalau aku ini pernah bahkan sering galau juga..
aku selalu berpesan pada temanku agar tak terlalu serius dengan cinta. agar menjadikan cinta yang belum halal sebagai sekedar lucu-lucuan belaka.
tapi kini betapa munafiknya aku.. hatiku juga lemah.. dan akhirnya teringat lagi dengan sosok baru yang beberapa bulan ini hadir dengan egois mengobrak-obrikan pikiran serta hatiku..
seseorang yang begitu terlihat istimewa dihatiku.. padahal siapa dia.. sekalipun aku tak pernah melihatnya dalam dunia nyata, rupanya seperti apapun aku tak tau..
dia datang tiba-tiba.. dia hadir dihari-hariku dalam teman dunia maya.
dengan sosok paling misterius, aku tak ambil pusing, bahkan sedikitpun tak ada niatan ingin mengenalnya..
tapi.. ceritanya begitu singkat sampai akhirnya kita saling mengenal.. sebuah perkenalan yang diawali tak sengaja, hingga akhirnya kini dia menghilang.. makin jauh dan akhirnya diapun berlalu dengan seiring berjalannya waktu.
Hatiku memang terlalu lemah, rapuh, tak mampu mengelola perasaan dengan baik, bahkan tak cukup kuat menahan rasa yang padahal seringkali berhasil kutepis dan akhirnya berlalu begitu saja.
karna.. aku selalu meyakini hatiku.. cinta pertama dan terakhirku hanya untuk suamiku kelak.. hanya untuk dia seorang. jika belum halal masih bukan cinta namanya, hanya sekedar kagum.
tapi kini aku tak yakin ini hanya sekedar mengagumi..
ketakutanku akan munculnya rasa itu semakin dalam.. sekuat apapun aku menepisnya.. tetap sulit.
aku mencoba menyerahkan semuanya kepada Allah yang maha menguasai hati.
sungguh aku takut terlena dengan cinta yang tak pasti, dengan rasa yang semu.. aku takut larut dalam cinta yang menyesatkan, yang hanya membuatku jauh dariNya..
aku takut ini hanya ujian semata.. aku takut ini hanya cobaan..
aku hanya bisa mencurahkan perasaan ini pada Allah.. aku mencoba sabar.. berbagai hal ku lakukan untuk membuatku lupa padanya, aku berusaha lebih dekat lagi dengan Allah agar aku bisa melupakannya..
tapi kemudian aku selalu kembali teringat padanya yang padahal tak pernah ku tahu siapa.
dia benar-benar sosok yang istimewa dihatiku. masih teringat jelas bagaimana perkenalan kita yang manis, walau hanya lewat kata.
dia begitu istimewa bukan karna fisik semata, aku mencintainya tulus, karna bagaimana rupanya pun seolah-olah sudah jadi nomor sekian untukku.
bagaimana tidak.. melihatnya walau semenitpun aku tak pernah.
dia terlihat istimewa karna aku tau dia laki-laki yang ta'at sosok yang ku idamkan selama ini, orang yang semakin jarang kutemui didunia nyata.
tapi aku sadar akan diriku yang tak pantas untuknya, aku terlalu jauh untuknya.. bagiku dia adalah gunung , terlalu luas untuk tangan ini yang hanya mampu memeluk pohon.
aku tak seindah dia yang sangat baik agamanya, aku tak sepintar dia.. bahkan mungkin aku ini jauh dari kriteria wanita idamannya.
kini dia mulai pergi dan jauh seiring berjalannya waktu.
tapi tak begitu dengan rasaku.. aku mencoba untuk sabar dan ikhlas.
karena aku yakin kalau memang dia pria yang Allah takdirkan untukku sejauh apapun jarak diantara kita selama apapun kita terpisah maka akan ada cara Allah yang menyatukan aku dengannya.
aku pun berusaha kuat dan senantiasa meyakinkan hatiku kalau pun Allah tak takdirkan dia untukku, aku yakin Allah terlah siapkan orang yang jauh lebih baik darinya. walau ada yang jauh lebih baik darinya hatiku tetap bilang dia yang terbaik.
astagfirullahalazimm..
aku mengucapkan itu lagi.. ketika aku mulai tersadar.. ketika aku mulai memaksa ketentuan Allah atas dirinya ketika aku mulai egois atas perasaanku.. aku hanya ingin cinta pertama dan terakhirku hanya untuk suamiku kelak.. bagaimana jika ternyata bukan dia yang Allah takdirkan untukku?
astagfirullahalazim..
hatiku kembali sesak mengingat, dan bersamaan menolak.. YaAllah... aku takut jatuh cinta.