bingkisan untukmu.. Yang masih enggan berhijab dan yang sudah berhijab namun jauh dari syariat..




Saudariku seiman.. Yg sama-sama Allah beri nikmat terbesar dan terindah yaitu nikmat terlahir islam, nikmat terlahir menjadi umat manusia yang paling mulia akhlaknya, Muhammad Salaullahu Allahiwassalam, Nabi kita, yang tak hentinya semoga kita selalu bersalawat kepadanya, yang semoga semakin hari rasa kecintaan ini semakin bertambah, sehingga kelak dapat bertemu dan bertatap langsung dengan beliau dijannahNya..

Dan, Nikmat lain yang tak kalah hebat adalah nikmat terlahir sebagai seorang wanita..

Saudariku, Islam datang sebagai rahmat bagi seluruh semesta alam, termasuk rahmat bagi kaum perempuan. Islam datang untuk memuliakan kaum perempuan. Islamlah yang telah menyelamatkan kaum perempuan di muka bumi.

Liatlah bagaimana kondisi perempuan pada zaman jahiliyyah dahulu.

Orang-orang jahiliyyah dahulu sangat merendahkan wanita, bahkan mengubur hidup-hidup anak perempuan yang baru lahir, seperti kisah Umar bin Khattab radiallahu'anhu sebelum beliau memeluk Islam.

Dahulu lahirnya seorang anak perempuan dalam sebuah keluarga merupakan aib terbesar.

Tapi ketika islam datang, semua berubah, wanita dipandang mulia, dijaga dan tak lagi dipandang rendah.

Betapa ajarannya, aturannya begitu sangat menjaga kita..
Betapa perintahNya, sangat membuat kita terlihat amat istimewa ..

PerintahNya yang membuat kita terlihat berbeda dengan wanita-wanita kuffar, perintahNya yang membuat kita terlihat sejuk dipandang, perintahNya yang membuat kita terlihat seperti sebutir mutiara didalam kerang yang terjaga, begitu misteri dan penuh rahasia.

Kita tau bagaimana sulitnya mendapatkan sebutir mutiara, perlu menyelam, dan harganya sangat mahal.

Maka jadilah engkau seperti mutiara didalam kerang, yang tersimpan rapat, yang mendapatkannya sulit, dan harganya pun mahal.

Dan kau tau perintah apa itu? Yang membuat kita terlihat begitu indah, tertutup rapi dengan manis..

Adalah.. Berhijab sesuai syariatNya..

Dan kita semua mengetahui apa hukum hijab bagi kaum wanita muslim, yaa.. Hukumnya wajib.

Sama hukumnya seperti sholat 5 waktu, dan ibadah-ibadah wajib lainnya, yang sama-sama dosa bila meninggalkannya.

Alhamdulilah, sekarang sudah banyak wanita muslim yang sudah berhijab,

Tapi kini.. Kebanyakan Hijab wanita dijaman ini sungguh jauh dari nilai syariat islam, Trend mode hijab sudah dimana-mana, hijab fashion semakin inovatif, semakin berpariasi, dari model dengan gaya dililit, sampai menyerupai punduk unta.

Padahal sudah jelas bagaimana hukum tabarruj, bagaimana hukum menampakan perhiasan didepan laki-laki yang bukan mahrom.

Bahkan terteranya lebel halal dikosmetik meski dari MUI sekalipun tetap tidak merubah hukum haramnya berhias didepan laki-laki yang bukan mahrom.

Kalau iblis gagal mengajak wanita untuk tidak berhijab maka dia akan menyuru wanita berhijab namun jauh dari nilai syariat.

Ingatlaah, berhijab lebar dengan jubah bukanlah aturan/ciri aliran tertentu tapi syariat islam yang tertera jelas dalam Al-Qur'an dan Hadits.

Memang begitulah hakikat hijab menyembunyikan bukan sekedar membalut, hijab itu menutupi lekuk tubuhmu dari ujung rambut sampai ujung kaki, bukan hanya sekedar menutupi rambutmu..

Dari dulu hingga sekarang hijab tetap sama, tetap seperti apa yang Allah perintahkan kepada Nabi kita dalam firmanNya:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ
جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al Ahzab: 59).

Yaa ukhti fillaah, yang diberi anugrah kecantikan oleh Allah ta'ala.. Resapilah ayat diatas, pahami apa fungsi hijab yang sebenarnya, hijab adalah sebuah penghalang, pentutup, agar kita mudah dikenali sebagai perempuan mu'min, agar kita tidak diganggu, bukan aksesoris yang membuat kita terlihat paling menarik, bukan agar kau terlihat lebih modis, bukan sebuah warisan leluhur yang kau lestarikan dengan macam inovasi, sehingga nampak tak tertinggal zaman, bukan juga sebuah trend fashion, atau sebuah gaya style penumuan terbaru.

Tau kah dirimu, Kita ini adalah fitnah terbesar yang Rasulullah tinggalkan dimukabumi ini kepada kaum lelaki

Begitu besarnya fitnah yang ada diri kita, maka betulah sabda Rasulullah kalau dia melihat sebagian besar penghuni neraka adalah wanita.

Yaitu wanita penebar dosa, para wanita yang menjadi sumber maksiat. Wanita yang menjadi pembantu iblis untuk menjerumuskan manusia ke neraka.

Para wanita yang menjadi sebab banyak lelaki melakukan zina mata… para wanita yang mengobral harga diri dan kehormatannya. Para wanita yang mengumbar aurat di depan umum, tanpa rasa malu.

Karena jasa besar para wanita penjajah aurat ini lah, Iblis layak berterima kasih kepada mereka..

Ukhti kita ini aurat, maka bila kita keluar rumah, iblis terus mengikuti kita, dan menghias-hiasi kita dari pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah.

Padahal tau kah dirimu.. Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu semakin bertumpuk pula dosa-dosamu..

Berapa banyak mata lelaki yang melihat auratmu, bahkan lekukmu saja?
maka sebanyak itu lah dosa yang kau dapatkan..

Ingatlah selalu sabda Rasulullah..

“Dua jenis penghuni neraka yang belum pernah aku lihat. Sekelompok orang yang membawa cambuk seperti ekor sapi, dan dia gunakan untuk memukuli banyak orang. 2 para wanita yang berpakaian tapi telanjang, jalan berlenggak-lenggok, kepalanya seperti punuk onta, mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan harumnya surga, padahal bau harum surga bisa dicium sejarak perjalanan yang sangat jauh.” (HR. Ahmad 8665 dan Muslim 2128).

Wanita berpakaian tapi telanjang, ialah wanita yang mengumbar aurat, berpakaian tipis transparan, atau ketat membentuk lekuk tubuh.

Tak takutkah kita akan ganasnya neraka Allaah? Akan dahsyatnya siksaan nereka?

Tak ingin kah kita mencium bau surga? Bahkan tinggal dan menetap disana?

Wahai saudariku yang masih enggan berhijab, atau yang sudah berhijab tetapi jauh dari syariat..

Apa yang membuat mu masih enggan mengenakan pakaian ketakwaan ini?

Apa sampai kau merasa hatimu sudah baik?

Wahai ukthi, Sampai kapan dirimu menutupi ketidak inginan mu menggunakan hijab dengan alasan "mau hijab-in hati dulu" dalil mana yang kau gunakan? Atsar siapa yang kau ikuti? Apa pernah kau temui surat diAl-qur'an satu ayat sajaa, yang menyatakan bahwa hijab hanya wajib untuk wanita-wanita yang baik hatinya, yang suci tanpa dosa, sehingga dirimu berdalih haruslah baik dulu hatinya baru berhijab?

Atau, Apa dirimu ingin terus-terusan menjadi senjata terindah iblis? Apa dirimu mau terus-terusan menjadi umpan bagi iblis untuk menjerumuskan kaum adam?

Tak inginkah dirimu merasakan lezatnya iman terus megalir tatkala hijab mu menjaga mu, menjaga mu dari fitnah, menjaga mu dari banyak maksiat?

Ataukah dirimu ingin tetap terus menjadi teman setia iblis hingga kekal dinerakaNya?

Nauzubillah semoga tidak.

Aku tak ingin kita seperti itu..

berapa helai rambut yang kau tampakan? berapa pasang mata yang telah melihatnya? Apa pembelaanmu saat nanti di Yaumul Hisab?

Ingatlah bagaimana Rasulullah saat menceritakan tentang pengalamannya ketika isra mi'raj kepada putrinya fatimah sambil menangis..

Bagaimana dia melihat siksa seorang wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya, wanita tersebut digantung rambutnya hingga otaknya mendidih, Allahuu.. Wahai saudariku, aku tak ingin kau mengalami itu kelak..

Tutuplah seluruh tubuh cantikmu, kecuali yang biasa tampak, seperti dijelaskan dalam Al-qur'an surat An-nur ayat 31

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…”

Biarlah cantikmu, hanya untuk suamimu kelak..

Jangan biarkan oranglain dengan gratis menikmati indah tubuhmu..

Sembunyikanlah.. Cantikmu dengan hijab syar'i, hijab syar'i itu simple tanpa wewangian, tanpa hiasan, penuh dengan kesederhanaan, membawa ketenangan, kesejukan..

Lihatlah bagaimana para wanita-wanita mu'minah dijaman nabi dahulu, betapa mulianya mereka dengan hijabnya, betapa hebatnya mereka, betapa anggunnya mereka..

Cukuplah ummul mukminin dan para sahabiyah yang menjadi inspirasi kita dalam berhijab, bukan artis-artis diTv atau video-video tutorial diyoutube, cukuplah Allah yang menjadi designer kita.

Biarkan jilbab panjangmu tergerai indah tanpa pernak-pernik. Biarkan kainnya berkibar tanpa dililit. Lillahita'ala, Hanya karna Allah semata

Yaa ukhti fillaah.. Bait demi bait ini ku tulis bukan untuk mengambarkan bahwa diriku sudah sempurna, bahwa diriku sudah jauh lebih baik dari kalian, tidak.. Aku sama seperti dirimu yang sama-sama masih belajar, yang masih fakir ilmu..

Diriku hanya seorang awam yang sedang mencoba ingin menyampaikan kabar baik untuk dirimu..

Bait demi bait ini ku tulis untuk kepedulian ku terhadap mu.. Saudariku, yang aku cintaimu karena Allah..

Agar kita bisa sama-sama belajar, agar kita bisa sama-sama memahami perintahNya, yang sering kita sebut dengan "berhijab"

Bait demi bait ini adalah bingkisan untukmu.. Yang masih enggan berhijab dan yang sudah berhijab namun jauh dari syariat.. Dan motivasi untuk diriku sendiri..

Teruntuk dirimu yang masih tergerai rambutnya, yang masih enggan mengenakan hijab, semoga Allah segera menyentuh hatimu, dan hidayah segera bersemayam dihatimu..

Untukmu yang masih mengenakan hijab fashion semoga Allah segera menyentuh hatimu juga, agar kau segera melangkah kehijab yang sesuai syariatNya..

Dan teruntuk dirimu yang sudah menutup cantik auratmu dengan sempurna, semoga Allah senantiasa menjagamu, seperti kau menjaga perhiasanmu dengan hijab syar'i mu..

Semoga Allah selalu menetapkan hati kita diatas agamaNya dan diatas keta'atan kepadaNya..

Dan.. semoga Allah selalu mempererat ukhuwah islamiyah kita hingga ke JannahNya..

-Siti Fatimah Aisyaah, 5 Jumaadil Akhir 1435H

Keluargamu Perlu Didakwahi Juga...



Kita mungkin masih ingat kapan kita mengenal dakwah sunnah, bahwasanya beragama harus sesuai dengan pentunjuk Rasulullah Sallaullahu'alahi wa salam, kalau kita mengenang-ngenang hal tersebut terasa lezaaat sekali didalam hati.

Terasa indah sekali, bagaimana kita mengenang-ngenang petunjuk dari Allah ta'ala, bagaimana indahnya mengenal sunnah, terutama ketika Allaah keluarkan kita dari kesyirikan, mungkin sebagian dari kita pernah sempat berkenalan dengan dunia sihir, jimat, dunia peramalan, dan akhirnya Allaah angkat kita menuju cahaya Tauhid..

Dan semoga Allaah ta'ala selalu menetapkan hati kita.

Tidaklah kita beribadah kecuali hanya kepada Allah, tidaklah kita minta perlindungan dan pertolongan keculi hanya kepada Allaah subhanahu wa ta'ala..

Ketika mengenang-ngenang hal tersebut apakah kita tidak ingin keluarga kita bisa merasakan hal seperti itu? Apakah kita tidak ingin merasakan lezatnya iman yang kita rasakan sekarang, kita rasakan bersama saudara-saudara kita.

Mungkin sebagian orangtua kita ada yang masih tenggelam pada dunia kesyirikan, pada kepercayaan-kepercayan kuffarat, pada tradisi-tradisi leluhur, atau hidayah mengenal dakwah sunnah belum bersemayam dihatinya..

Apakah kita tidak ingin ayah-ibu kita merasakan lezatnya bagaimana hidup diatas sunnah Rasulullah sallaullahu'alahi wa salam? Bagaimana indahnya beribadah hanya sesuai dengan petunjuk Rasulullah? Tidak pernah berlebihan dalam beribadah, sesuatu yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah tidak kita lakukan, sangat mudah beragama, Apakah kemudahan dan kelezatan dalam beragama ini tidak ingin kita rasakan juga kepada keluarga terdekat kita?

Mungkin dulu kita adalah orang yang meninggalkan sholat yang acuh tak acuh dengan sholat, kapan ada semangat sholat maka kita sholat, kapan tidak ada semangat sholat maka kita tidak sholat, tetapi setelah mengenal dakwah ini, mengenal sunnah ini, mengenal ajaran Rasulullah sallaullahu'alahi wa sallam, kemudian kita diberi petunjuk oleh Allah subhanahu wa ta'ala, terasa indaah sekali, akhirnya sholat menjadi suatu qouta ain, sholat merupaka sesuatu yang sangat menyejukan hati, bagaimana kita bisa bermunazat kepada Allah..

haayaa a'laaa fa'laaah... Hayaa a'laa sholaah, subhanallaaah.. Bagaimana indahnya tatkala mendengar itu, kita bergegas berwudhu mengusap wajah terasa sejuuuk sekali..

Apakah kita tak ingin keluarga kita meraskan indahnya?

Maka berjuanglah sungguh-sungguh, berdakwalah samapai mati, agar mereka bisa merasakan lezatnya beribadai sesuai pentunjuk Rasulullah sallaullahu'alahi wa sallam, agar mereka merasakan lezatnya mengenal sunnah, bagaimana setelah mengenalnya kita jadi tau tujuan hidup kita, kita jadi tau bahwa dunia hanyalah lahan beramal, kita jadi tau dunia ini adalah perhiasan yang menggiurkan, maka jangan tertipu dengan dunia, kita jadi tau itu setelah menganal sunnah, mengenal tauhid..

"Sesungguhnya Allah telah benar-benar mengharamkan atas neraka bagi seorang yang mengucap laailaahailallah.. Dengan ucapan yang dia hanya mencari wajah Allah"

Maka tidak inginkah orangtua kita diharamkan Allaah atas api neraka?
Tidak inginkah mereka masuk kesurganya Allah ta'ala?

Maka ajaklah mereka dengan bahasa yang lembut..

Lihatlah kisah sahabat Abu Hurairah bagaimana perjuangannya mendakhwahi ibunya yang kafir, bagaimana kesabaran nya dalam medakhwahi ibunya, yang mana kala didakwahi sang ibu malah melontarkan kata-kata yang sangat dia benci, melontarkan kata-kata yang berisi hinaan kepada Rasulullah..

Tapi Abu Hurairah tetap sabaar, tetap menyayangi ibunya dengan sepenuh hati, hingga akhirnya hidayah itu datang..

Lihat pula bagaimana perjuangan Nabi Ibrahim alahisallam dalam mendakhwahi ayahnya, sampai-sampai beliau dibakar oleh kaumnya.

Rangkulah, keluarga serta orang-orang terdekat kita, dengan penuh kesabaran serta kasih sayang, bukankah surga itu untuk orang yang berlemah-lembut dan berkasih sayang?

Janganlah mudah menyerah, mintalah pada Allaah ta'ala maha pemilik hidayah, ketuklah pintu langit dengan doa, carilah waktu-waktu yang paling mustajab..

Dakwahilah orangtua anda jangan tinggalkan mereka didalam gelapnya dunia kesyirikan, dalam dunia yang mengada-ngada dalam agama islam, semoga Allaah ta'ala memudahkan semuanya hingga hidayah bersemayam dihati orang-orang yang kita sayangi..

Diringkas dari kajian Ustadz zainudin, Lc. Dan dengan penambahan kata.

Kisah mengharukan kesetiaan bilal bin rabah si pengumandang azhan yang merdu..



Bilal bin Rabah adalah seorang budak yang dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir.

Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasulullah Shalallahu‘alaihi wa sallam mulai mengumandangkan seruan kalimat tauhid, Bilal termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam.

Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk agama baru itu, seperti Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.

Bilal merasakan penganiayaan dari orang-orang kafir yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang luar bisa.

Orang-orang Islam seperti Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib masih memiliki keluarga dan suku yang membela mereka. Akan tetapi, orang-orang yang tertindas (mustadh’afun) dari kalangan hamba sahaya dan budak itu, tidak memiliki siapa pun, sehingga orang-orang Quraisy menyiksanya tanpa belas kasihan. Quraisy ingin menjadikan penyiksaan atas mereka sebagai contoh dan pelajaran bagi setiap orang yang ingin mengikuti ajaran Muhammad.

Kaum yang tertindas itu disiksa oleh orang-orang kafir Quraisy dengan sangat kejam dan tak mengenal belas kasihan..

Bilal bin Rabah, terus disiksa oleh Quraisy tanpa henti, biasanya, apabila matahari tepat di atas ubun-ubun dan padang pasir Mekah berubah menjadi perapian yang begitu menyengat, orang-orang Quraisy itu mulai membuka pakaian orang-orang Islam yang tertindas, lalu memakaikan baju besi pada mereka dan membiarkan mereka terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. Tidak cukup sampai di sana, orang-orang Quraisy mencambuk tubuh mereka sambil memaksa mereka mencaci maki Muhammad.

Saat siksaan terasa begitu berat dan kekuatan tubuh orang-orang Islam yang tertindas itu semakin lemah untuk menahannya, mereka mengikuti kemauan orang-orang Quraisy yang menyiksa mereka secara lahir, sementara hatinya tetap pasrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Bilal, semoga Allah meridhainya. Baginya, penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah dan perjuangan di jalan-Nya.

Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya, mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”

Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”

Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras.

Apabila merasa lelah dan bosan menyiksa, sang tiran, Umayyah bin Khalaf, mengikat leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya kepada sejumlah orang tak hati dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah Mekah.

Sementara itu, Bilal menikmati siksaan yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ia terus mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad…, Ahad…, Ahad…, Ahad….” Ia terus mengulang-ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah.

QaddarAllaah akhirnya, suatu hari Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan penawaran kepada Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas.

Seusai transaksi, Umayyah berkata kepada Abu Bakar, “Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya.”

Abu Bakar membalas, “Seandainya engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya.”

Selang beberapa waktu, setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu. Setibanya di Madinah, Bilal tinggal satu rumah dengan Abu Bakar dan ‘Amir bin Fihr. Malangnya, mereka terkena penyakit demam. Apabila demamnya agak reda, Bilal melantunkan gurindam kerinduan dengan suaranya yang jernih,

“Duhai malangnya aku, akankah suatu malam nanti ,Aku bermalam di Fakh dikelilingi pohon idzkhir dan jalil, Akankah suatu hari nanti aku minum air Mijannah ,Akankah aku melihat lagi pegunungan Syamah dan Thafil”

Tidak perlu heran, mengapa Bilal begitu mendambakan Mekah dan perkampungannya; merindukan lembah dan pegunungannya, karena di sanalah ia merasakan nikmatnya iman. Di sanalah ia menikmati segala bentuk siksaan untuk mendapatkan keridhaan Allah. Di sanalah ia berhasil melawan nafsu dan godaan setan.

Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini, ia mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya, Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.

Bilal selalu mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu bersamanya saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari pemiliknya.

Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan (muazin) dalam sejarah Islam.

Biasanya, setelah mengumandangkan azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati hayya ‘alashsholaati…(Mari melaksanakan shalat, mari meraih keuntungan….)” Lalu, ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.

Suatu ketika, Najasyi, Raja Habasyah, menghadiahkan tiga tombak pendek yang termasuk barang-barang paling istimewa miliknya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengambil satu tombak, sementara sisanya diberikan kepada Ali bin Abu Thalib dan Umar ibnul Khaththab, tapi tidak lama kemudian, beliau memberikan tombak itu kepada Bilal. Sejak saat itu, selama Nabi hidup, Bilal selalu membawa tombak pendek itu ke mana-mana. Ia membawanya dalam kesempatan dua shalat ‘id (Idul Fitri dan Idul Adha), dan shalat istisqa’ (mohon turun hujan), dan menancapkannya di hadapan beliau saat melakukan shalat di luar masjid.

Bilal menyertai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam Perang Badar. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah memenuhi janji-Nya dan menolong tentara-Nya. Ia juga melihat langsung tewasnya para pembesar Quraisy yang pernah menyiksanya dengan hebat. Ia melihat Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf tersungkur berkalang tanah ditembus pedang kaum muslimin dan darahnya mengalir deras karena tusukan tombak orang-orang yang mereka siksa dahulu.

Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menaklukkan kota Mekah, beliau berjalan di depan pasukan hijaunya bersama ’sang pengumandang panggilan langit’, Bilal bin Rabah. Saat masuk ke Ka’bah, beliau hanya ditemani oleh tiga orang, yaitu Utsman bin Thalhah, pembawa kunci Ka’bah, Usamah bin Zaid, yang dikenal sebagai kekasih Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan putra dari kekasihnya, dan Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.

Shalat Zhuhur tiba. Ribuan orang berkumpul di sekitar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, termasuk orang-orang Quraisy yang baru masuk Islam saat itu, baik dengan suka hati maupun terpaksa. Semuanya menyaksikan pemandangan yang agung itu. Pada saat-saat yang sangat bersejarah itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memanggil Bilal bin Rabah agar naik ke atap Ka’bah untuk mengumandangkan kalimat tauhid dari sana. Bilal melaksanakan perintah Rasul Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan senang hati, lalu mengumandangkan azan dengan suaranya yang bersih dan jelas.

Ribuan pasang mata memandang ke arahnya dan ribuan lidah mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya. Tetapi di sisi lain, orang-orang yang tidak beriman dengan sepenuh hatinya, tak kuasa memendam hasad di dalam dada. Mereka merasa kedengkian telah merobek-robek hati mereka.

Saat azan yang dikumandangkan Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”. Juwairiyah binti Abu Jahal bergumam, “Sungguh, Allah telah mengangkat kedudukanmu. Memang, kami tetap akan shalat, tapi demi Allah, kami tidak menyukai orang yang telah membunuh orang-orang yang kami sayangi.” Maksudnya, adalah ayahnya yang tewas dalam Perang Badar.

Khalid bin Usaid berkata, “Aku bersyukur kepada Allah yang telah memuliakan ayahku dengan tidak menyaksikan peristiwa hari ini.” Kebetulan ayahnya meninggal sehari sebelum Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masuk ke kota Mekah..

Sementara al-Harits bin Hisyam berkata, “Sungguh malang nasibku, mengapa aku tidak mati saja sebelum melihat Bilal naik ke atas Ka’bah.”

AI-Hakam bin Abu al-’Ash berkata, “Demi Allah, ini musibah yang sangat besar. Seorang budak bani Jumah bersuara di atas bangunan ini (Ka’bah).”

Sementara Abu Sufyan yang berada dekat mereka hanya berkata, “Aku tidak mengatakan apa pun, karena kalau aku membuat pernyataan, walau hanya satu kalimat, maka pasti akan sampai kepada Muhammad bin Abdullah.”

Bilal menjadi muazin tetap selama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam hidup.

Ketika setelah sang kekasih Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengembuskan nafas terakhir, waktu shalat pun tiba, Bilal berdiri untuk mengumandangkan azan, sementara jasad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Saat Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, tiba-tiba suaranya terhenti. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya lagi. Kaum muslimin yang hadir di sana tak kuasa menahan tangis, maka meledaklah suara isak tangis yang membuat suasana semakin mengharu biru.

Sejak kepergian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, ia langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum muslimin yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu.

Karena itu, Bilal memohon kepada Abu Bakar, yang menggantikan posisi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sebagai pemimpin, agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi, karena tidak sanggup melakukannya. Selain itu, Bilal juga meminta izin kepadanya untuk keluar dari kota Madinah dengan alasan berjihad di jalan Allah dan ikut berperang ke wilayah Syam.

Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu untuk mengabulkan permohonan Bilal sekaligus mengizinkannya keluar dari kota Madinah, namun Bilal mendesaknya seraya berkata, “Jika dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku, tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju kepada-Nya.”

Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, aku benar-benar membelimu untuk Allah, dan aku memerdekakanmu juga karena Allah.”

Bilal menyahut, “Kalau begitu, aku tidak akan pernah mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam wafat.”

Abu Bakar menjawab, “Baiklah, aku mengabulkannya.” Bilal pergi meninggalkan Madinah bersama pasukan pertama yang dikirim oleh Abu Bakar. Ia tinggal di daerah Darayya yang terletak tidak jauh dari kota Damaskus. Bilal benar-benar tidak mau mengumandangkan azan hingga kedatangan Umar ibnul Khaththab ke wilayah Syam, yang kembali bertemu dengan Bilal Rodhiallahu ‘anhu setelah terpisah cukup lama.

Umar sangat merindukan pertemuan dengan Bilal dan menaruh rasa hormat begitu besar kepadanya, sehingga jika ada yang menyebut-nyebut nama Abu Bakar ash-Shiddiq di depannya, maka Umar segera menimpali (yang artinya), “Abu Bakar adalah tuan kita dan telah memerdekakan tuan kita (maksudnya Bilal).”

Dalam kesempatan pertemuan tersebut, sejumlah sahabat mendesak Bilal agar mau mengumandangkan azan di hadapan al-Faruq Umar ibnul Khaththab. Ketika suara Bilal yang nyaring itu kembali terdengar mengumandangkan azan, Umar tidak sanggup menahan tangisnya, maka iapun menangis tersedu-sedu, yang kemudian diikuti oleh seluruh sahabat yang hadir hingga janggut mereka basah dengan air mata. Suara Bilal membangkitkan segenap kerinduan mereka kepada masa-masa kehidupan yang dilewati di Madinah bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam..BiIal, “pengumandang seruan langit itu."

Menjelang saat-saat kematiannya, pada saat itu Bilal berada di Damaskus. Istrinya berkata “Benar-benar suatu duka.” Tapi Bilal berkata “Tidak. Katakanlah: Benar-benar kebahagiaan, karena besok aku akan menemui Rasulullah S.A.W. dan para sahabat.”

Subhanallaah....

Begitu besar perjuangan mu wahaai ahlul jannah.. Pantaslaah.. Rasulullah pernah bermimpi melihat terompahmu diSurga..

Semoga kelak kami dapat bertemu denganmu.. Dan para sahabat Radiallahu'anhum..

Sumber: wikipedia.org , kisahkisahislamiah.blogspot.com dan lampuislam.blogspot.com

Bahaya Demam Korean Style..



Demam Korean style (KPOP Fever) kini sedang marak-maraknya dinegri kita ini, bagaimana dengan begitu mudahnya masuk dan menjadi trend yang sangat mengerikan, KPOP adalah ancaman bagi generasi muslim.

Korean style, mengajarkan budaya materialisme, hedonis dan jauh dari nilai syariat islam. Tentu saja, hal ini dapat merusak akhlak dan melemahkan prinsip-prinsip Agama.

Korean style sebagai produk Globalisasi dalam bidang hiburan, telah mengikis akhlak umat Islam. Kehidupan glamor ala musik K-Pop, kisah super romantis dalam alur cerita sinetronnya, serta pakian minim dalam model busananya, menggeser pola-pikir para penikmatnya. Hal itu kemudian menjadi gelombang trend besar-besaran seluruh masyarakat, terutama remaja kita.

Liat saja remaja muslim sekarang, dari penampilan sampai mindset, pelan tapi pasti telah berubah ala Korean style. Seolah tersihir dengan performance artis Korea, setiap hal baru yang datang dari mereka dianggap positif dan selalu up to date.

Bahkan Minuman Wine (bir) khas Korea yang jelas-jelas haram, dikatakan baik dan menyehatkan meski agak memabukkan.

Perzinahan disetiap film-film yang ditayangkan dianggap kisah romantis, bagaimana tidak ada batas antara yang laki-laki dan perempuan, yang sungguh bertentangan dengan nilai-nilai keislaman,
bagaimana pelan-pelan tanpa disadari pemikiran itu masuk kedalam setiap mindset para remaja kita, bagaimana mereka mengaggap pacaran itu suatu yang wajar, menganggap berdua-duan dengan lawan jenis, pegangan tangan, adalah hal sepele bahkan nauzubillah.. Mencium lawan jenis dianggap suatu yang keren, suatu yang romantis, layaknya para pemain film korea.

Akhirnya menumbuhkan hasrat yang tinggi keinginan yang besar, ingin merasakan hal-hal indah yang terjadi didrama tersebut, mulai dari berkhayal sampai yang sedang hitz adalah membuat cerita karangan (fanfiction) cerita yang berisi khayalan-khayalan kisah cinta dirinya dan sang idola, bahkan pernah dimuat dalam sebuah berita dikompas bahwa fanfiction para remaja yang menamai diri mereka KPOPers ini sungguh miris, cerita-cerita tersebut berisi cerita-cerita dewasa, yang sangat menjijikan, yang padahal pembuatnya adalah anak yang masih duduk dibangku sekolah, (Fakta Mengerikan Kpopers, Mengintimidasi Ustadz sampai Khayalan Bercumbu dengan Idolanya hiburan.kompasiana.com/musik/2013/10/14/fakta-mengerikan-kpopers-mengintimidasi-ustadz-sampai-khayalan-bercumbu-dengan-idolanya-598745.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter)

Dari mana dia dapat pikiran seliar itu kalau bukan dari drama-drama yang ia tonton, belum lagi nauzubillaah, yang sudah berani mempraktekan secara langsung kepada kekasihnya?? Allaahuuu... Laa hawlaa walaa kuataa ilaa bilaaah...

Kenapa remaja kita bisa mudah sekali terpengaruh, hanya dengan para boneka illuminati yang dikemas seperti malaikat, yang diberi image seolah-olah mereka itu menebarkan energi positif, yang seolah-olah mereka menyayangi kalian, para pecintanya, padahal itu semua tak rubahnya hanya sebuah permainan, illuminati yang ingin merusak, islam dengan cara yang halus, masuk kepikiran, sedikit demi sedikit melalaikan kewajiban segabai muslim.

(Fakta keterlibatan artis dunia&kpop dengan illuminati: http://dampaknegativedarik-pop.blogspot.com/2013/02/arti-illuminati.html?m=1 )

Nauzubillaah..

Mereka begitu histeris hanya dengan melihat video yang sungguh sangat menyayat iman, dengan pakaian yang super minim, dengan tarian-tarian nakal, dengan suara yang menggoda.

Betulah kata salah seorang musuh besar islam,

"jika kau ingin menghancurkan islam dengan senjata dan kekerasan kau tak akan mampu karna mereka begitu banyak, cukup buatlah sesuatu agar mereka jauh dari Al-Qur'an." Allahulmusta'aan...

Inilaah cara mereka menjauhkan umat islam dengan Al-Qur'an, dengan musik, betapa sampai kapan pun musik dan Al-Qur'an itu tidak akan pernah menyatu..

Mereka sangat bertolak belakang, tidak akan bisa kau satukan keduanya..

Ingatlah sabda Rasulullah.. "Akan ada beberapa kaum dari umatku yang akan menghalalkan zina, kain sutra (bagi laki-laki), khamr dan musik." (HR. Al-Bukhari)

Virus gelombang Korean style bukan permasalahan sepele, bukan sekedar mengandrungi menikmati musik dan sinetronya semata, lebih dari itu, gelombang Korean style telah mewabah menjadi problem yang serius bagi umat Islam, gelombang Korean Style ini sudah sangat mengikis akhlak umat Islam, dan juga telah merusak keimanan, hal ini disebabkan karena menjadikan idola artis Korea yang notabenenya adalah non-muslim.

Sebuah peringatan keras dalam al-Qur’an bagi mereka yang menjadikan idola selain orang Islam, maka akan dibangsakan sebagai orang munafik. Firman Allah:

Artinya: Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.

Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, yang dimaksud dengan lafadz “auliya’” itu bermakna penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola. Adanya rasa simpatik dan empatik dalam hati karena menjadikan penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola ghairul muslim, bisa menyebabkan lunturnya iman seseorang dan bisa mengkonversi dari mukmin menjadi munafik.

Kelompok munafik adalah sejelek-jeleknya umat. Mereka lebih hina daripada orang kafir. Siksaan bagi munafikin-pun lebih pedih, bahkan mereka ditaruh di dasar neraka (inna al-munaafiqina fi al-darki al-asfal mi al-naar).

Oleh karenanya dalam QS. an-Nisaa’ 144, Allah melarang orang-orang beriman untuk mengidolakan orang-orang kafir. Karena hal itu sama saja dengan mengundang kemurkaan Allah yang siap dengan siksaan-Nya.

Firman Allah:

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu). (Q.S. Al-Nisaa’. 144).

Wahai remaja muslim, Renungkanlah dalil-dalil diatas, Nahnu muslimin! tidak ada yang lebih pantas diidolakan selain nabi kita Muhammad sallaullahu'alahi wa salaam..

Apa yang kurang didiri Rasulullaah sallaullahu'alahi wa salam.. Sehingga kau mencari sosok idola lain selain beliau?

Kenapa kau menjadikan orang-orang yang sangat ingin menghancurkan islam, menjadi idolamu?

Wahaai... Remaja muslim, Adakah 1 hal saja yang lebih baik dari pada yang dimiliki Idola mu dibanding Rasulullah, manusia yang paling mulia dimuka bumi ini?

Tidak ada.. Lalu mengapa engkau lebih mengataskan idolamu.. dari pada Rasulullah?

mulutmu bisa saja mengelak, berkelit, kekeuh mengaku lebih cinta Rasulullah, tapi perlakuanmu tidak bisa berbohong!

Bagaimana engkau lebih senang datang kekonser-konser musik dengan biaya yang super mahal, dari pada hadir dan duduk dimajelis ilmu yang tak perlu keluar uang, yang itu lebih baik dan lebih disukai Allaah serta Rasulnya..

bagaimana engkau lebih mengikuti gaya hidup mereka orang-orang kuffar dari pada Sunnah Rasulullah sallaullahu'alahi wa salam..

Bagaimana engkau lebih senang nyanyi-nyanyi lagu mereka dari pada bersalawat kepada Rasulullaaah?

bagaimana engkau lebih senang membeli merchandise yang berbau idolamu, berapapun harganya kau rela menabung, dibanding membeli buku-buku ulama yang banyak mengisahkan tentang Rasulullah?

Itulah mengapa remaja sekarang lebih hafal nama-nama member boyband korea dibanding nama-nama para sahabat, lebih ingat detail perjalanan hidup artis-artis korea dibanding, perjalanan Rasulullah menegakan islam..

engkau lebih tahan antri, rela menabung, merengek kedua orangtuamu, segala cara dilakukan demi idolamu.. Bahkan kau tidak segan-segan mengaku rasa cintamu kepada idolamu lebih besar dari apapun..

Ingatlah perkataan Rasulullah sallaullahu'alahi wa salam "kamu akan bersama orang yang kamu cintai"

Lalu.. Siapa yang kau lebih cintai? Rasulullaah atau Idolamu?

Dengan siapa kelak diakhirat kau ingin bersama? Rasulullah atau Idolamu?

Bukan hanya sebuah pengakuan, tapi pembuktian yang nyata, tinggalkan mereka dan kembalilah, kejalan yang lurus, jalan yang dibawa Rasulullah sallaullahu'alahi wa salam.. Jalan yang dipilih para sahabat..

Jika kau mengaku lebih cinta Rasulullaah..

Wasalam..

Ketika Cinta Melanda..




Tidak bisa disangka setiap manusia akan selalu besentuhan dengan yang namanya cinta, sementara kadang kecintaan seseorang pada lawan jenisnya itu dapat memberikan buah kerinduan, dan orang yang mencinta pasti akan selalu rindu pada orang yang dincintainya, kerinduan kepada orang tersebut seringkali membekaskan duka.

Tersadar bahwasanya dalam agama islam ini sudah diberikan batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, yaitu pria dan wanita hendaknya saling menundukan pandangan, saling berjauhan dan tidak saling menyentuh, baik berjabat tangan maupun yg lainnya.

Islam pun telah mengajarkan bagaimana dalam bergaul, wajibnya menghindarkan diri dari setiap hal-hal yang menjerumuskan kedalam zinah, seperti berdua-duan, atau yang biasa disebut dengan 'pacaran'

Dari aturan-aturan tadi sudah jelas bagaimana hukum pacaran, baik pacaran yg dilakukan secara langsung maupun yg terselubung seperti chatting disosial media, sms-an dan lain sebagainya. Maka hukum pacaran itu haram.

Tersadar akan hal itu para remaja yang paham akan haramnya hukum pacaran, akan menjauhkan dirinya sejauh-jauhnya dari hal-hal tersebut, Maka para remaja tersebut yg saling merindukan tadi, mereka akan mencari solusi bagaimana menghadapi "ketika cinta melanda" bagaimana agar tehindar dari hal-hal yang dapat menjerumuskan mereka ke hal-hal yang terlarang.

Dari permasalahan tersebut langkah yang paling baik yang bisa ditempuh adalah.. Dengan menyempurnakan Iman, melakukan sunnah Rasulullah sallaullahu a'laihi wa salam yang paling indah, yaitu menyegerakan 'Menikah' ingatlah nasehat beliau kepada para pemuda yang telah memiliki kemampuan menikah agar segera menikah sebagaimana sabdanya.
"Wahai para pemuda barangsiapa yang telah memiliki kemampuan untuk menikah maka menikahlah karna itu akan menjaga pandangan dan lebih menjaga kemaluan, namun barangsiapa yg belum mampu maka berpuasalah, karena puasa itu bagai obat pengekang bagi dirimu"

Lalu bagaimana.. Bagi yg belum mampu untuk menikah? Atau yg masih kuliah, yg belum diizinkan oleh orang tuanya, dan bagaimana bila sang pujaan ternyata tidak ada sinyal-sinyal cinta yg sama? Tidak ada sinyal-sinyal ingin melamar kita?

Yaa ukhti fillaah.. Yang semoga Allah senantiasa menjaga kita, masih banyak cara lain, disini akan dijabarkan satu per-satu bagaimana kiat untuk menghilangkan kerinduan antara lawan jenis, yang dikutip dari Kajian Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal via Radio Muslim.

Bismillah..

Cara yang pertama untuk menghilangkan kerinduan kepada lawan jenis adalah dengan berusaha untuk ikhlas dalam beribadah, berusaha agar setiap ibadah yang kita lakukan hanya untuk mengharapkan wajah Allah azza wajalla. Karna apabila seseorang sudah ikhlas dalam beribadah, sudah sibuk beribadah, maka kecintaan kepada Allah dan nikmatnya beribadah akan mengalahkan segala kerinduan, segala cinta tadi.

Syaikh Al-Utsaimin berkata "sungguh jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan telah ikhlas kepadaNya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis dari manisnya ibadah tadi, dan tidak menjumpai hal-hal yang lebih indah dari pada ibadah kepada Allah"

Karna manusia itu tidak akan meninggalkan suatu yang dicintainya melainkan setelah ia menemukan cintai lain yg lebih indah dan lebih baik yaitu cinta kepada Allah.

Oleh karena itu apabila hati sudah tersibukan oleh nikmatnya beribadah kepada Allah, maka segala pikiran-pikiran tentang lawan jenis itu akan bisa terhilangkan.

Solusi yang kedua..

Hendaklah banyak memohon kepada Allah subhanallahu wata'ala agar terhapus segala kerinduan serta rasa kasmaran yang melanda diri.
Dan ingatlah ukhty fillah.. Setiap doa yang kita panjatkan kepada Allah akan bermanfaat entah doa tersebut segera Allah kabulkan atau doa tersebut akan menjadi simpanan diakhirat kelak atau mungkin Allah akan menghindarkan kita dari keburukan yang semisalnya.

"Tidaklah seorang muslim yg memanjatkan doa kepada Allah selama doa tersebut tidak mengandung dosa dan memutuskan silatuhrahim antar kerabat, melainkan Allah akan memberikan tiga hal: akan segera dikabulkan, Allah menyimpannya sebagai bekal diakhirat kelak, atau Allah akan mengindarkan dari kejelekan yg semisal"

Solusi yang ketiga...

Allah berfirman :

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ * وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya” [QS. An-Nuur : 30-31].

Dengan selalu menjaga pandangan, selalu memanage dan mengcontrol pandangan tatkala melihat lawan jenis, karna biasanya seseorang jatuh cinta kepada lawan jenisnya disebabkan oleh pandangan yg berulang-ulang.

Solusi yg keempat..

Menyibukan diri dengan hal-hal yg bermanfaat, biasanya dalam keadaan seseorang tidak punya kegiatan, biasanya seseorang lebih mudah berangan atau memikirkan orang yg disukai disaat sedang sendiri dan tidak ada kesibukan apapun.

Solusi yg kelima..

Menghindari nyanyian dan film-film percintaan.

Nyanyian/musik dan film-film percintaan ini dapat menghanyutkan hati apalagi nyanyian tersebut penuh dengan kata-kata cinta, yg indah.
Maka para ulama mengatakan bahwa dari nyanyian-nyanyian itulah terbukanya pintu perzinahan, karena nyanyian adalah mantra-mantra zinah.

"Nyanyian itu dapat menimbulkan nyanyian dalam hati sebagai mana air itu bisa menumbuhkan tanaman-tanaman" -Ibnu Mas'ud

"Nyanyian adalah suatu yg sia-sia yg tidak ku sukai, karena nyanyian itu seperti kebatilan siapa saja yg sudah kecanduan mendengarkan nyanyian, akibatnya jika ia ingin menjadi saksi maka kesaksian nya tertolak, karna dia orang yg fasik"

Solusi yg keenam..

Berusaha membayangkan kekurangan sang pujaan.

Jadi yg dibayangkan bukan yg bagus-bagus, tapi yg buruk-buruk darinya.

Orang yg memadu kasih dengan pacaran ini mereka biasanya memiliki sifat tidak adil, dalam arti tidak proposional dalam menilai setiap orang.
Orang yg dia cintai maka dia akan lebih cenderung melihat sisi postifnya saja.

Ibnu jauzi mengatakan "sesungguhnya manusia itu kalau dipandang haruslah dengan najis/kotor, harus dengan penuh banyak kekurangan sehingga manusia tersebut tisak layak untuk dipuja-puja atau disanjung dan senantiasa dirindukan, sebenarnya orang yg dirindukan itu tidak seperti yg dihayalkan dalam lamunannya"

Para ulama sering mengatakan "apabila mata, yg diliputi oleh hawa nafsu itu akan menjadi buta"

Itulah beberapa solusi yg dapat ditempuh oleh saudari ku yang sedang mengalami 'kasmaran' sungguhlah solusi diatas jauh lebih baik dari pada pacaran yang jelas-jelas sudah teruji keharaman nya, semoga Allah senantiasa menjaga kita dari hal-hal yang mendekati kepada kemungkaran, dan menjauhkan sejauh-jauhnya dari hal-hal yg mendekati zinah. Allahul Musta'an..

Semoga tulisan diatas dapat bermanfaat, dan kita dapat mengambil pelajaran.

dipetik dari kajian ustadz muhammad abduh tuasikal, Hafizahullah, dengan penambahan beberapa kata. Jazakallahu khoyrn, semoga Allah senantiasa menjaganya beserta keluarga.

Apa Salahnya Melakukan ini (Bid'ah) Kan ini Baik..


Mereka berkata: “apa masalahnya kami mengadakan perayaan (bid’ah) ini? kan nggak ada salahnya? apa salahnya sih? ‘kan ini bukanlah sebuah permasalahan, dan tidak seharusnya menjadi sebuah permasalahan?!”

Dijawab: Justru ini masalah yang besar… justru ini kesalahan yang besar!!

Lantas apa saja permasalahan atau kesalahan besar tersebut?!

Berikut MASALAH-MASALAH yang engkau kira hal tersebut “bukan masalah” atau engkau katakan “tidak ada salahnya”…

Semoga setelah engkau membacanya, niscaya engkau dapat mengetahui bahwa hal tersebut adalah MASALAH BESAR dan merupakan KESALAHAN BESAR…

Permasalahan pertama : Nabi shallallaaahu ‘alayhi wa sallam TELAH MEMBATASI bahwa perayaan dalam islam hanya 2 ‘iid; ‘idul fithr dan ‘idul adh-ha…

Beliau bersabda:

إن الله قد أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الأضحى ويوم الفطر

‘Sungguh Allah telah mengganti hari raya kalian dengan yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan ‘Idul Fithri’.”

(HR. Abu Daud, 1134, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/119, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud, 1134)

Asbabul wurud (sebab disabdakannya) hadits diatas karena Rasuulullaah melihat kaum anshar sedang melakukan perayaan/peringatan akan suatu hari…

Maka jelas hadits diatas adalah PEMBATASAN Rasuulullaah bahwa hari raya/hari peringatan umat islaam HANYA ADA DUA.. Maka alangkah beraninya orang-orang yang mengada-adakan hari perayaan atau hari peringatan (SELAIN dua ‘iid)… Terlebih lagi menyandarkannya kepada Islaam…

Permasalahan kedua : Jika sudah tahu bahwa syari’at islaam hanya menganggap hanya ada dua hari raya/perayaan/hari peringatan… maka TERLARANG bagi kita untuk merayakan/memperingati hari-hari selain dari dua ‘iid… karena mengatakan adanya perayaan selain dua ‘iid berarti tlh mendahului Alaah dan RasulNya

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

(Al-Hujuraat: 1)

Permasalahan ketiga : Jika sudah tahu bahwa syari’at islaam hanya menganggap hanya ada dua hari raya/perayaan/hari peringatan… maka TERLARANG bagi kita untuk merayakan/memperingati hari-hari selain dari dua ‘iid… karena mengatakan adanya perayaan selain dua ‘iid, berarti MERASA syari’at islam ini belum BELUM SEMPURNA…

Padahal Allah berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

(Al-Maaida: 3)

Yang dimaksud Islaam… kembali kepada “(pada hari ini)”…

jadi… yang dianggap ISLAAM, adalah pada hari Allah menyempurnakan agamaNya… apapun yang disandarkan kepada islaam, setelah Allah menurunkan firmanNya ini… maka hal tersebut BUKANLAH BAGIAN ISLAAM..

Oleh karenanya berkata Imam Maalik bin Anas:

من ابتدع في الاسلام بدعه يراها حسنه فقد زعم ان محمدا ( صلى الله عليه وسلم ) خان الرسالة لان الله يقول ( اليوم أكملت لكم دينكم ) فما لم يكن يومئذ دينا فلا يكون اليوم دينا .

Barangsiapa yang mengada-adakan (segala sesuatu apapun) bid’ah DALAM ISLAAM, kemudian dia MENGANGGAPnya HASANAH (kebaikan); maka sesungguhnya dia telah MENUDUH Muhammad shallallaahu ‘alayhi wa sallam TELAH MENGKHIANATI RISALAH, karena Allah telah berfirman: “…Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu…” maka apa-apa yang pada saat itu BUKAN AGAMA, maka pada hari ini juga BUKAN bagian dari AGAMA.

(I’tisham asy Syaathibiy)

Rasuulullaah juga bersabda, bahwa UMAT ISLAM akan terpecah menjadi 73 GOLONGAN… 72 golongan SESAT dan MASUK NERAKA… 1 golongan yang benar dan masuk surga… siapa mereka?

مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي

“(Mereka adalah golongan yang berpegang pada) apa-apa (yang) aku dan para sahabatku (berpegang teguh) pada hari ini”.

Maka 72 golongan yang lain yang adlaah SESAT dan diancam masuk neraka… DISEBABKAN MEREKA TIDAK MAU berpegang dengan apa yang dipegang Rasuulullaah dan para shahabatnya PADA HARI ITU (yaitu hari disempurnakan agama)…

Allah juga berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.

(Aali Imraan: 19)

maka sesuatu yang disandarkan pada islaam, yang tidak termasuk syari’at islaam pada hari Allah turunkan ayat diatas, maka TIDAK ALLAH RIDHAI…

Permasalahan keempat : Jika sudah tahu bahwa syari’at islaam hanya menganggap hanya ada dua hari raya/perayaan/hari peringatan..maka TERLARANG bagi kita unutk merayakan/memperingati hari-hari selain dari dua ‘iid… karena mengatakan adanya perayaan selain dua ‘iid berarti tlh TIDAK MERASA CUKUP dengan ketetapan Allah dan RasulNya…

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.

[Al Ahzab : 36].

rasuulullaah sudah menetapkan bahwa hanya ada dua ‘iid tapi kita berkata “ada iid lain, selain dua ‘iid”

Permasalahan kelima : “…Dan Barangsiapa yang tidak merasa cukup dengan ketetapan beliau, maka berarti membenci sunnah beliau…”

مَا بَالُ أَقْوَامٍ قَالُوا كَذَا وَكَذَا لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَنَامُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“Bagaimanakah keadaan suatu kaum yang mengatakan demikain dan demikain, Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan tidur, dan aku juga menikahi perempuan, dan barangsiapa yang membenci sunnahku maka ia tidak termasuk golonganku “.

Asbabul wurud (sebab disabdakannya) hadits diatas adalah karena adanya orang yg ingin beribadah selain dengan apa yg dicontohkan nabi…

Permasalahan keenam : Barangsiapa yang “menganggap baik” sebuah perayaan selain dari perayaan yang telah ditetapkan Allah dan RasulNya, maka ia telah merasa “lebih baik”/”lebih bertaqwa”/”lebih berilmu” tentang agama ini daripada Rasuulullaah…

Mengapa demikian?

Rasuulullaah sudah menetapkan dan mencukupkan diri dengan dua hari raya… eh ada orang yang mengatakan: “ada hari raya lain selain dua hari raya tersebut”

Ditanyakan:

- apakah engkau merasa bahwa perayaan tersebut lebih baik daripada apa yang telah ditetapkan Rasuulullaah?

- atau apakah engkau merasa lebih berilmu dari beliau, sehingga engkau katakan “ada perayaan lain” padahal beliau “hanya mencukupkan dua perayaan”!?

- bukankah engkau menginginkan ketaqwaan dengan mengadakan tambahan perayaan ini? lantas apakah dirimu merasa lebih bertaqwa daripada Rasuulullaah? beliau mencukupkan diri dengan dua perayaan, sedangkan engkau mendekatkan diri kepada Allah dengan perayaan selain dari perayaan yang beliau cukupkan?

Oleh karenanya beliau shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ قَلْبًا

“Demi Allah, sesungguhnya saya adalah orang yang paling tahu terhadap Allah dan paling bertakwa di antara kalian.”

[HR. Al-Bukhari (no. 5063) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1401) kitab an-Nikaah, an-Nasa-i (no. 3217) kitab an-Nikaah, Ahmad (no. 13122)]

Agar jangan sampai kita merasa lebih tahu daripada beliau… agar jangan sampai kita merasa lebih bertaqwa daripada beliau…

Beliau juga bersabda:

أبالله تعلموني أيها الناس ؟ قد علمتم أني أتقاكم لله وأصدقكم وأبركم افعلوا ما آمركم

Demi Allah! bukankah kalian mengenalku wahai manusia!? Kalian telah mengetahui bahwa aku paling bertaqwa kepada Allaah diantara kalian, paling jujur dan paling baik… maka kerjakanlah apa yang aku perintahkan kepada kalian!

(HR. Bukhariy dan Muslim; dinukil dari Hajjatun Nabiy karya Syaikh al Albaaniy rahimahullaah)

Maka amalkanlah apa yang beliau perintahkan… Merasa cukuplah atas apa yang beliau syari’atkan…

Maka tidak salah Khalifatur Rasyid ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata:

إِذَا حُدِّثْتُمْ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثًا فَظُنُّوا بِهِ الَّذِي هُوَ أَهْيَا وَالَّذِي هُوَ أَهْدَى وَالَّذِي هُوَ أَتْقَى

“Jika disampaikan hadits kepada kalian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka anggaplah bahwa beliau orang yang paling menggembirakan dan yang paling mendapat petunjuk serta yang paling bertakwa.”

(Atsar Riwayat Ahmad)

Berkata pula Ibnu Mas’uud radhiyallaahu ‘anhumaa:

اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ

“Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian. Semua bid’ah adalah sesat.”

(Diriwayatkan oleh Ath Thobroniy)

Sebagaimana perkataan Ibnu ‘Umar:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً

“Setiap bid’ah adalah sesat, walaupun manusia menganggapnya baik.”

(Al Ibanah Al Kubro li Ibni Baththoh)

Permasalahan ketujuh : Barangsiapa yg menetapkan adanya perayaan selain dua hari raya yang ditetapkan islaam… maka orang tersebut tersebut telah mengadakan KEDUSTAAN atas nama Allah dan agamaNya TANPA ILMU… Allah dan RasulNya hanya menetapkan DUA HARI RAYA.. sementara mereka berkata: “ada hari raya lain selain dua hari raya tersebut”

Alloh Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)

Setelah menyebutkan pendapat para Salaf tentang ayat ini, imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata:

“Kesimpulan penjelasan yang mereka sebutkan adalah: bahwa Alloh Ta’ala melarang berbicara tanpa ilmu, yaitu (berbicara) hanya dengan persangkaan yang merupakan perkiraan dan khayalan.”

(Tafsir Al-Qur’anul Azhim, surat Al-Isra’:36)

Allah berfirman

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Katakanlah: “Rabbku hanya MENGHARAMKAN perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu)”

(Al-A’raf:33)

Allah berfirman

وَلاَ تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُوا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ

Dan janganlah kamu mengatakan terhadapa apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram” sehingga mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.

(QS. An-Nahl (16): 116)

Permasalahan kedelapan : barangsiapa yg menetapkan adanya perayaan selain dua hari raya yang ditetapkan islaam… maka orang tersebut tersebut telah mensyari’atkan sesuatu yang tidak Allah syari’atkan

قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ

Katakanlah: “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang pensyari’atan ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?”

[Yunus : 59]

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?”

[Asy-Syura: 21]

Permasalahan kesembilan : barangsiapa yg menetapkan adanya perayaan selain dua hari raya yang ditetapkan islaam… maka orang tersebut tersebut telah berhukum dengan selain hukum Allah

Karena Allah dan RasulNya telah menetapkan bahwa hari raya dalam islam hanya dua, sedangkan orang ini berkata: “ada hari raya lain selain dua hari raya yang telah ditetapkan Allah dan RasulNya”

Syeikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami menyatakan:

“Fashal: Tentang Haramnya berbicara tentang Allah tanpa ilmu, dan haramnya berfatwa tentang agama Allah dengan apa yang menyelisihi nash-nash”. Kemudian beliau membawakan sejumlah ayat Al-Qur’an, di antaranya adalah firman Allah di bawah ini:

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ اللهُ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.

(QS. 5:44)
Kemudian beliau berkata,

“Kekafiran yang dimaksud dengan ayat diatas bukan berarti KELUAR dari AGAMA ISLAM. sebagaimana yang MASYHUR dari kalangan AHLUS-SUNNAH WAL JAMA’AH; yakni hal ini bisa termasuk kufur akbar, bisa pula termasuk kufur ashghår.”

(–sampai disini perkataan beliau–)

Permasalahan kesepuluh: barangsiapa yg menetapkan adanya perayaan selain dua hari raya yang ditetapkan islaam… maka hal tersebut tertolak (tidak diterima/dianggap) dan merupakan kesesatan…

Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ

“Siapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak ada perintahnya maka perkara itu tertolak”.

(HR. Bukhariy)

Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada dasar dari kami maka amalan itu tertolak.”

(HR. Muslim)

Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

أَمَّا بَعْدُ , فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ تَعَالَى , وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا , وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

Amma ba’d. Seseungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah. dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah hal yang baru, setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

(HR. Muslim, an nasaa-iy dan selainnya)

Ibnu ‘Umar:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً

“Setiap bid’ah adalah sesat, walaupun manusia menganggapnya baik.”

(Lihat Al Ibanah Al Kubro li Ibni Baththoh)

Semoga bermanfaat..

Oleh: Abu Zuhriy al Gharantaliy, 30 Shafar 1434.

(AbuZuhriy.Com)

Pesan Untukmu..



Aku tak ingin menjadi wanita idaman setiap pria.. Aku hanya ingin menjadi wanita idaman satu pria shalih.

Aku hanyalah perempuan dengan banyak kekurangan, aku hanyalah perempuan yang fakir akan ilmu agama Allah..

Andailah.. Allah berikan dirimu untukku, dirimu pria shalih yang tak tau berada dipenjuru dunia mana.. Sungguhlah mungkin aku tak pantas menjadi wanita mu..

Tapi aku seperti layak nya perempuan lain, yang mendambakan pria yang baik agamanya serta mulia akhlaknya..

Sebagaimana yang Rasulullah anjurkan..

Aku pun sadar diriku bukan lah atau bahkan aku tak akan bisa mampu menyamai ibunda khadijah atau para ummuhatul mukminin dalam kehebatan amal serta semulia akhalak mereka, maka tidaklah pernah diri ini mengharapkan suami yang sempurna, sesempurna Muhammad Sallaullahu a'llaihi wasalam manusia yang paling mulia akhlaknya, manusia yang Allah kirimkan untuk memperbaiki Akhlak manusia, dirinya tak tertandingi siapapun, tak ada yang bisa sepertinya, aku tak mencari sosok yang sempurna seperti beliau, yang ku cari hanya dia yang mengikuti Sunnah nya, beribadah sesuai dengan apa yang beliau ajarkan..

Ku yakin dirimu pun begitu..

Mencari sosok perempuan yang baik agamanya serta mulia akhlaknya..

Kalau lah.. Iya.. Apalah daya, hanya Allah yang tau bagaimana agama dan akhlak ku.. Bagaimana banyaknya kurangku, bagaimana hina dan buruknya diriku..

Tapi demi penciptamu, demi pencipta diri yang hina ini, aku berusaha teruuus.. Memperbaiki semuanya, tentulah atas kehendak Allaah..

Bukankah.. Laki-laki yang baik hanya untuk Wanita yang baik?

Tapi, kalau pun itu nanti terjadi pada diriku.. Sunggulah.. Aku yakin, bukan karna aku adalah wanita yang baik melainkan, mungkin Allah sengaja mengirimmu.. Agar aku menjadi wanita yang baik. Allahua'lam..

Semoga Allaah selalu menjaga mu dalam kebaikan..

Untukmu.. Pria yang lembut bicaranya, yang didekatmu aku merasa aman, yang didekatmu makin mendekatkan ku pada rabbku, yang didekatmu membuatku selalu ingat bagaimana indahnya jannah, ketika diriku patuh dan mengabdikan hidupku untukmu, yang didekatmu pula, dapat menjauhkan ku dari maksiat, dari ingkar dan durhaka terhadapmu karna teringat akan pedihnya neraka..

Apakah diri ini salah? Apakah diri ini terlalu banyak maunya? Apakah kriteria tersebut terlalu tinggi? Maaf jika iya..

Tapi apa benar diri ini salah, jika hanya ingin serius mencari imam yang baik? Karna kelak.. Dirinya adalah surga dan neraka diriku.. Aku harus mengabdikan hidupku untuknya, membuang impian-impian, merelakan hari-hari ku untuk terus berada dirumah, menjaga amanahnya, berhias hanya untuknya, menjadi sosok yang selalu terlihat tersenyum..

Tidaklah akan bisa diriku seperti itu jikalau aku mendapatkan orang yang salah..

Apa salah jika aku hanya tak ingin salah memilih?

Karna Sungguh jika tiba waktunya diriku harus menomor dua kan orangtua ku dan menomor satu kan dirimu diatas segalanya.. Ketika keridhoan Allah sudah tak lagi tergantung pada orangtua ku tapi pada dirimu.. Aku relakan semuanya..

Untukmu yang sangat mencintai Allah dan mencintai diriku karna Allah..

Cintailah aku terus karna Allah, karna diri ini tak sempurna, banyak melaukan kesalahan, maka maafkan aku karna Allah, dan marahilah aku juga karna Allah..

Semoga Allah ta'ala memberikan kepercayaan kepadaku, menjadi isterimu pria shalih.. Yang dengan imanmu, dengan akhlakmu dirimu terlihat paling sempurna dimataku..

Yang akan kucintai kekuranganmu karna Allah..

Yang denganmu dapat membawaku keJannahNya, yang denganmu dapat menjadikan aku sebaik-baiknya perhiasan didunya..

Aku tidak ingin menjadi wanita idaman setiap pria, aku hanya ingin menjadi wanita idaman satu pria shalih.. Yaitu.. Engkau.. Suami-ku

Surat Dari Ibuku.. Untukmu...



Wahai menantuku,
Aku hanyalah seorang ibu yang ingin berbicara atas nama diriku sendiri dengan melihat putriku sebagai istrimu, dan engkau sebagai menantuku. Bila engkau membaca pesan ini, semoga engkau melihat pula bayang wajah ibumu yang telah mengandung dan melahirkanmu, berdiri tepat dihadapanmu.

Wahai menantuku,
Engkau imam dunia akhirat untuk putriku. Bukankah engkau juga akan membawanya hingga ke baka?

Wahai menantuku,
Bila ada kelemahan dari istrimu dan seribu lagi keburukan yang dilakukannya akibat kelemahan dan juga kekurangan darinya, itu menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang dan bukan lagi tugasku.

Wahai menantuku..
Bukankah engkau sebagai suaminya yang harus melindunginya dengan rasa aman untuk putriku? Maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya. Engkau adalah seoarang suami yang diberikan amanah untuk mendampingi putriku, maka bersabarlah terhadap istrimu dan tetaplah bersikap lemah lembut padanya. Maka sayangi dan peliharalah istrimu dengan jalan Allah.

Wahai menantuku,
Maka selamatkanlah istrimu dari perbuatan dosa-dosa kecil maupun besar. Bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagaimana kau mengurus mereka dan mengajarkan mereka amal-amal yang memasukkan kedalam Surga untuk bisa dilalui oleh yang harus kau bawa serta? Dan pertanyaan itu akan ditujukan padamu wahai menantuku, bukan padaku lagi.

Wahai menantuku,
Engkau diijinkan untuk menghukum istrimu apabila engkau melihat dari haq mu yang dilalaikan olehnya akan tetapi wahai menantuku, hukumlah putriku sewajarnya namun janganlah engkau menghukuminya dengan mengenai wajahnya dan jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka padanya. Janganlah menghardiknya dengan kasar dan umpatan yang merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri sebab ia itu ialah pakaian dari dirimu.

Wahai menantuku,
Aku titipkan putriku padamu buatlah dia tersenyum menuju Surga atas bimbingan darimu.

- - - - - - 〜✽〜- - - - - -
Dari BBG Al Ilmu

Cara Menjadi Orang Yang Paling Kaya Didunia..



Was sholatu was sholaamu 'ala Rosulillah, wa 'ala alihi wa ashabihi wa man tabi'ahum bi ihsaniy ila yaumil qiyamah, 'amma ba'du....

Jika ditanyakan :
"Siapakah orang yang paling kaya di dunia saat ini?"
Mungkin salah seorang diantara kita akan menjawab :
"Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!" Atau bisa jadi jawabannya, "Pemain bola anu!" atau "Artis itu!"
Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal,
jika menggunakan barometer syariat, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa kita pun amat berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling “kaya”!

Orang paling kaya di mata syariat
Orang paling kaya, jika diukur dengan timbangan syariat, adalah: orang yang paling nrimo.
Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
"Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati." (HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah)

Kaya hati, atau sering diistilahkan dengan "qana'ah", artinya adalah 'nrimo (menerima) dan rela dengan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta'ala. Berapa pun rezeki yang didapatkan, dia tidak mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar dan tidak mengumpat. Andaikan kita telah bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi orang terkaya di dunia. Ujung-ujungnya, keberuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana janji Sang Musthafa shallallahu 'alaihi wa sallam,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
"Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya)." (HR. Muslim; dari Abdullah bin 'Amr)

Berdasarkan barometer di atas, bisa jadi orang yang berpenghasilan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpenghasilan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin. Pasalnya, orang pertama merasa cukup dengan uang sedikit yang didapatkannya. Adapun orang kedua, dia terus merasa kurang walaupun uang yang didapatkannya sangat banyak. Bagaimana mungkin orang yang berpenghasilan dua puluh ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri dan anak-anaknya?
Ya, selain karena keberkahan yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebagai berikut,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
"Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya." (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Kiat membangun pribadi yang qona'ah
Di antara resep sukses membentuk jiwa yang qona'ah adalah dengan melatih diri untuk menyadari seyakin-yakinnya bahwa rezeki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat oleh Allah Ta'ala, serta tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya, walaupun kita pontang-panting dalam bekerja.
Allah Ta'ala mengingatkan,
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
"Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah." (QS. Hud:6)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menasihatkan,
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوْتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ، فَلاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، وَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاس، وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، خُذُوْا مَا حَلَّ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ
"Sesungguhnya, seseorang di antara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rezeki (yang Allah takdirkan untuknya) secara sempurna. Maka, janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menanti rezeki. Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia! Carilah rezeki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram." (HR. Al-Hakim; dari Jabir; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Buah manis qona'ah
Sebagai suatu karakter yang terpuji, qana'ah tentunya menumbuhkan sifat-sifat positif lainnya, yang tidak lain adalah buah dari qana'ah itu sendiri.
Di antaranya:
Pertama: Qona'ah menjadikan seseorang tidak mudah tergiur untuk memiliki harta yang dimiliki orang lain.
Dia merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga dia selalu hidup dalam ketenteraman dan kedamaian batin. Dia tidak pernah iri maupun dengki dengan kelebihan nikmat yang Allah limpahkan pada orang lain.
Karakter istimewa inilah yang Allah rekam sebagai salah satu perangai para sahabat Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, tatkala Dia menceritakan kondisi mereka yang fakir,
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاء مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لاَ يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافاً
"(Orang lain)--yang tidak tahu--menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad), mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain." (QS. Al-Baqarah:273)

Kedua: Qona'ah menempa jiwa seseorang untuk tidak mengadu tentang kesusahan hidupnya, melainkan hanya kepada Allah Yang Mahakaya.
Inilah salah satu tingkatan tawakal tertinggi, yang telah dicapai oleh para nabiyullah. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang Nabi Ya'kub 'alaihis salam,
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللّهِ
"Dia (Ya'kub) berkata, 'Hanya kepada Allah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.'" (QS. Yusuf:86)

Mengapa para kekasih Allah hanya mengadu kepada-Nya? Karena keyakinan mereka yang begitu mendalam bahwa dunia seisinya tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Lantas mengapa tidak meminta saja kepada Yang Maha Memiliki segalanya, dan kenapa harus meminta kepada zat yang apa yang dimilikinya tidak lain hanyalah bersumber dari Yang Maha Memiliki?
Namun, realita berkata lain. Rata-rata, kita masih lebih suka mengetuk pintu para makhluk sebelum mengetuk pintu Sang Khalik. Karena itulah, para ulama mengingatkan, "Siapakah di antara kita yang meminta kebutuhannya kepada Allah sebelum ia memintanya kepada manusia?"

Qona'ah berarti tidak bekerja dan ikhtiar?
Janganlah dipahami dari seluruh keterangan di atas, bahwa kita tidak perlu bekerja dengan alasan qona'ah. Sehingga, cukup duduk berpangku-tangan di rumah, dengan dalih: kalaupun sudah saatnya hujan emas, niscaya akan turun juga!
Qona'ah tidaklah seperti itu, karena qona'ah maksudnya: seorang hamba bekerja semampunya dengan tetap memperhatikan rambu-rambu syariat. Setelah itu, berapa pun hasil yang didapatkan dari kerjanya, diterimanya dengan penuh rasa ridha tanpa menggerutu.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan hakikat tawakal dan korelasinya dengan ikhtiar, dalam sebuah perumpamaan yang sangat detail,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
"Andaikan kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kalian akan mendapatkan rezeki sebagaimana burung memperoleh rezeki. Dia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, lalu pulang di sore harinya dalam keadaan perut kenyang." (HR. Tirmidzi, dan beliau berkomentar bahwa hadis ini hasan sahih)

Ya, tentunya supaya burung bisa memenuhi perutnya, ia harus “mencari nafkah”! Dan inilah tawakal yang sebenar-benarnya; berikhtiar lalu hasilnya serahkan pada Allah ta'ala.
Wallahu a'la wa a'lam...
wa sholallahu 'ala nabiyyina Muhammadin wa 'ala alihi wa ashabihi wa sallam.

Penulis : Ust Abdullah Zaen, Lc., M.A.
Artikel : www.PengusahaMuslim.com
Sumber : www.alquran-sunnah.com

Mau Nikah? Baca Dulu!



Setelah kita mengetahui tentang tujuan menikah maka Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berhati-hati dalam memilih pasangan hidup karena hidup berumah tangga tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk selama-lamanya sampai akhir hayat kita.

Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.

Lalu bagaimanakah supaya kita selamat dalam memilih pasangan hidup untuk pendamping kita selama-lamanya? Apakah kriteria-kriteria yang disyariatkan oleh Islam dalam memilih calon istri atau suami?

A. Kriteria Memilih Calon Istri

Dalam memilih calon istri, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya :

1. Hendaknya calon istri memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak baik karena wanita yang mengerti agama akan mengetahui tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda : “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Dalam hadits di atas dapat kita lihat, bagaimana beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menekankan pada sisi agamanya dalam memilih istri dibanding dengan harta, keturunan, bahkan kecantikan sekalipun.

Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)

Sehubungan dengan kriteria memilih calon istri berdasarkan akhlaknya, Allah berfirman :

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur : 26)

Seorang wanita yang memiliki ilmu agama tentulah akan berusaha dengan ilmu tersebut agar menjadi wanita yang shalihah dan taat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wanita yang shalihah akan dipelihara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman-Nya :

“Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)

Sedang wanita shalihah bagi seorang laki-laki adalah sebaik-baik perhiasan dunia.

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

2. Hendaklah calon istri itu penyayang dan banyak anak.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :

Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ” … kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak … .” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

Al Waduud berarti yang penyayang atau dapat juga berarti penuh kecintaan, dengan dia mempunyai banyak sifat kebaikan, sehingga membuat laki-laki berkeinginan untuk menikahinya.

Sedang Al Mar’atul Waluud adalah perempuan yang banyak melahirkan anak. Dalam memilih wanita yang banyak melahirkan anak ada dua hal yang perlu diketahui :

a. Kesehatan fisik dan penyakit-penyakit yang menghalangi dari kehamilan. Untuk mengetahui hal itu dapat meminta bantuan kepada para spesialis. Oleh karena itu seorang wanita yang mempunyai kesehatan yang baik dan fisik yang kuat biasanya mampu melahirkan banyak anak, disamping dapat memikul beban rumah tangga juga dapat menunaikan kewajiban mendidik anak serta menjalankan tugas sebagai istri secara sempurna.

b. Melihat keadaan ibunya dan saudara-saudara perempuan yang telah menikah sekiranya mereka itu termasuk wanita-wanita yang banyak melahirkan anak maka biasanya wanita itu pun akan seperti itu.

3. Hendaknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah nikah.

Hal ini dimaksudkan untuk mencapai hikmah secara sempurna dan manfaat yang agung, di antara manfaat tersebut adalah memelihara keluarga dari hal-hal yang akan menyusahkan kehidupannya, menjerumuskan ke dalam berbagai perselisihan, dan menyebarkan polusi kesulitan dan permusuhan. Pada waktu yang sama akan mengeratkan tali cinta kasih suami istri. Sebab gadis itu akan memberikan sepenuh kehalusan dan kelembutannya kepada lelaki yang pertama kali melindungi, menemui, dan mengenalinya. Lain halnya dengan janda, kadangkala dari suami yang kedua ia tidak mendapatkan kelembutan hati yang sesungguhnya karena adanya perbedaan yang besar antara akhlak suami yang pertama dan suami yang kedua. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan sebagian hikmah menikahi seorang gadis :

Dari Jabir, dia berkata, saya telah menikah maka kemudian saya mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan bersabda beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Apakah kamu sudah menikah ?” Jabir berkata, ya sudah. Bersabda Rasulullah : “Perawan atau janda?” Maka saya menjawab, janda. Rasulullah bersabda : “Maka mengapa kamu tidak menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain dengannya dan dia bisa bermain denganmu.”

4. Mengutamakan orang jauh (dari kekerabatan) dalam perkawinan.

Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan fisik anak keturunan dari penyakit-penyakit yang menular atau cacat secara hereditas.

Sehingga anak tidak tumbuh besar dalam keadaan lemah atau mewarisi cacat kedua orang tuanya dan penyakit-penyakit nenek moyangnya.

Di samping itu juga untuk memperluas pertalian kekeluargaan dan mempererat ikatan-ikatan sosial.

B. Kriteria Memilih Calon Suami

1. Islam.

Ini adalah kriteria yang sangat penting bagi seorang Muslimah dalam memilih calon suami sebab dengan Islamlah satu-satunya jalan yang menjadikan kita selamat dunia dan akhirat kelak.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“ … dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al Baqarah : 221)

2. Berilmu dan Baik Akhlaknya.

Masa depan kehidupan suami-istri erat kaitannya dengan memilih suami, maka Islam memberi anjuran agar memilih akhlak yang baik, shalih, dan taat beragama.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Apabila kamu sekalian didatangi oleh seseorang yang Dien dan akhlaknya kamu ridhai maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan terjadi fitnah di muka bumi ini dan tersebarlah kerusakan.” (HR. At Tirmidzi)

Islam memiliki pertimbangan dan ukuran tersendiri dengan meletakkannya pada dasar takwa dan akhlak serta tidak menjadikan kemiskinan sebagai celaan dan tidak menjadikan kekayaan sebagai pujian. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (nikah) dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur : 32)

Laki-laki yang memilki keistimewaan adalah laki-laki yang mempunyai ketakwaan dan keshalihan akhlak. Dia mengetahui hukum-hukum Allah tentang bagaimana memperlakukan istri, berbuat baik kepadanya, dan menjaga kehormatan dirinya serta agamanya, sehingga dengan demikian ia akan dapat menjalankan kewajibannya secara sempurna di dalam membina keluarga dan menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai suami, mendidik anak-anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga dengan tenaga dan nafkah.

Jika dia merasa ada kekurangan pada diri si istri yang dia tidak sukai, maka dia segera mengingat sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yaitu :

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Jangan membenci seorang Mukmin (laki-laki) pada Mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai.” (HR. Muslim)

Sehubungan dengan memilih calon suami untuk anak perempuan berdasarkan ketakwaannya, Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang laki-laki :

“Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya maka dia tidak akan mendzaliminya.”

Untuk dapat mengetahui agama dan akhlak calon suami, salah satunya mengamati kehidupan si calon suami sehari-hari dengan cara bertanya kepada orang-orang dekatnya, misalnya tetangga, sahabat, atau saudara dekatnya.

Demikianlah ajaran Islam dalam memilih calon pasangan hidup. Betapa sempurnanya Islam dalam menuntun umat disetiap langkah amalannya dengan tuntunan yang baik agar selamat dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Wallahu A’lam Bis Shawab

Sumber: Edho-sikumbang.blogspot.com

Jenis Khalwat Yang Diperbolehkan.. Dan Macam-Macam Mahrom




"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah dia berdua-duan dengan seorang wanita tanpa mahromnya, karena sungguh syeitan adalah orang ketiga dari keduanya" Hadits dishohihkan oleh syeikh Al-bani.

Dampak dari khalwat sangatlah besar,

Ketika syeitan hadir diantara dua pasangan laki-laki dan perempuan maka syeitan akan menghiasi keduanya, menghilangkan rasa malu dari mereka, yang tadinya malu untuk memandang, malu untuk memegang lalu seterusnya dan akhirnya syeitan akan hilangkan rasa malu tersebut dari hati manusia.

Dan naluri manusia antara laki-laki dan yang menyukai perempuan dan perempuan menyukai laki-laki akan syeitan kobarkan, dan lama-lama terjerumus kedalam perzinahan. Nauzubillah..

Akan tetapi tidak semua khalwat dilarang, ada beberapa khalwat yang diperbolehkan, dan disini penulis akan membahas jenis-jenis khalwat yang diperbolehkan, atau bolehnya berkhalwat dengan syarat-syarat berikut diringkas dari kajian ustadz difiranda adirja MA, hafizallah:

1. Tidak mengapa seorang laki-laki dan perempuan berduaan asalkan yang ketiga adalah mahrom perempuan tersebut.

diriwayatkan, ada seorang sahabat yang ingin pergi berjihad dan isterinya ingin berhaji tanpa mahrom, maka Rasulullah sallaullahu a'laihi wasalam menyuruh dia berhaji besama isterinya.

"Janganlah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita tanpa ada disertai mahrom"

Disini ustadz firanda juga menjelaskan definisi mahrom dan macam-macam mahrom.

Mahrom dibagi menjadi dua, yaitu mahrom yang tidak boleh dinikahkan selama-lamanya, dan mahrom yang tidak boleh dinikahkan namun tidak selama-lamanya, pendapat ini dikatakan oleh imam sayuti dan merupakan penjelasan dari mahzab imam syafi'i yang juga dinukil oleh ibnu hajar dalam kitab fathur bahri.

"Bahwasanya mahrom adalah setiap wanita yang tidak boleh bagi seorang laki-laki untuk menikahinya, untuk selama-lamanya, dengan sebab yang dibolehkan karena kemahroman wanita tersebut, karena kehormatan wanita tersebut"

Kata ibnu hajar mahrom yang boleh seorang bersafar dengannya yaitu setiap wanita yang selama-lamanya tidak boleh dinikahi, seperti ayah dengan anaknya, paman dengan keponakannya, kakek dengan cucunya dan sebagainya.

Dan ustadz firanda juga menjelaskan siapa saja wanita yang tidak boleh dinikahi, namun tidak selama-lamanya, yang tidak boleh seseorang bersafar dengannya, yaitu:

1. Seorang laki-laki tidak boleh menikahi saudara (adik) perempuan istrinya selama istrinya masih hidup.
2. Wanita yang ditalak 3, sampai dia menikah lagi dengan laki-laki lain.
3. Wanita yang beragama selain islam, sampai dia masuk islam.
4. Wanita yang dicerai karna dituduh berzinah oleh suaminya dan keduanya saling melaknat, mereka tidak boleh kembali selama-lamanya namun bukan berarti laki-laki ini boleh menemani sang wanita tadi untuk bersafar.

Namun ada pengecualian terkadang memang seorang wanita boleh bersafar tanpa adanya mahrom, seperti yang terjadi dizaman nabi sallaullahu a'llahi wa salam, para sahabiyah berhijrah dari mekah ke madinah tanpa disertai mahrom dikarena kan keadaan darurat, dan perkaran-perkara yang darurat bisa menghalalkan perkara-perkara yang dilarang.

2. Bolehnya khalwat jika dihadapan manusia.

Dalam artian, tidak tersembunyi, dan ditempat yang ramai, sehingga terlihat oleh orang banyak, tatkala seorang laki-laki ada keperluan dengan seorang wanita, dengan syarat wanita tersebut harus mengenakan hijab yang syar'i, tidak menggoda, dan hanya sebatas keperluan tersebut.

Wallahua'lam bissawab..

kain hitam kecil ini, nggak sesederhana keliatannya, menggunakannya nggak semudah yang dibayangkan, walaupun hanya dikaitkan kebelakang..

Tapi sungguh tak semudah itu..

kain hitam berbentuk kotak kecil ini punya makna, manfaat serta kegunaan yang sangat besar..

Aku merasa bahagia serta ketentraman dihati manakala kain ini menutupi wajahku..

Betapa ngerinya dulu pandanganku tentang wanita-wanita yang menutup auratnya secara extreme.

Mereka itu islam apaa? Dari aliran mana? Yang lebih parah "suami mereka apa sudah tertangkap atau sedang merakit bom?"

itulah ucapan orang-orang yang berbicara tanpa ilmu, itulah aku.

Aku tak paham mereka itu kenapa? Apa yang terjadi didiri mereka, ada apa diwajah mereka? Mengapa harus setertutup itu, bukan kah senyum adalah ibadah? Bagaimana bisa tersenyum bentuk bibirnya bagaimanapun tak terlihat, lalu apa mereka tak bekerja? Atau tak inginkah mereka merasakan kehidupan lain selain menjadi istri yang hanya diam dirumah?

Tapi kini.. Justru orang-orang yang tak paham dengan ku..

Ada perasaan tak percayaa.. Apaa ini? Aku ini sekarang kenapa? Kenapa hal yang dulu sama sekali tak terbayang sedikitpun olehku, bisa menimpaku..

Allaah punya rencana yang indah yang tak pernah kita sangka, atas kehendaknya akhirnya aku mengenal dakwah sunnah, dari situ aku mulai mengetahui bagaimana seharusnya kita beribadah, sudah sesuai dengan yang Rasulullah ajarkan atau belum, apakah bersumber dari Al-qur'an/hadits atau bersumber dari yang lain.

Dari situ aku merasa telah menemukan islam yang sesungguhnya, aku merasakan betapa islam itu sangat sempurna, dan aku sangat ingin menjalani dan mempelajari islam secara sempurna pula..

Dari setiap majelis ilmu yang ku datangi, dari setiap kajian-kajian diradio yang ku dengar, dari mulai artikel-artikel dari website para ustadz yang sangat membantu, semakin bertambah pemahamanku tentang bagaimana islam itu, walaupun masih sangat banyaaak sekali yang belum ku tahu, aku mulai merasakan bahwa islam ini bukan hanya agama turunan semata, akhirnya aku pun menyadari aku islam bukan karna orangtua ku islam, tapi aku islam karna karunia terbesar dari Allaah ta'ala, karna sungguh barangsiapa yang diberi kesesatan oleh Allah, maka tidak ada satupun yang bisa menyelamatkannya, begitupun sebaliknya. Sungguh banyak sekali orang yang terlahir islam tapi mati dalam keadaan kafir. Allahulmusta'an.. Dia lah yang maha membolak-balikan hati..

Terlahir islam dan menjadi umat manusia paling mulia dimuka bumi ini Muhammad sallaullahu allaihi waa salaam adalah nikmat paling besar yang Allah berikan.

Dan mengenal dakwah sunnah ini adalah nikmat terbesar setelahnya..

Dan semua atas kehendakNya.. Semoga Allaah selalu menetapkan hati kita diatas agamanya serta diatas ketaatan kepadaNya..

Dengan dakwah ini, aku menjadi paham betapa bahayanya fitnah wanita, betapa wanita ini adalah senjata terampuh iblis untuk menjerumuskan laki-laki kedalam maksiat.

Pemahaman itu lah yang membawaku.. Semakin hari semakin besar rasa inginku menggunakan Niqab atau yang biasa dikenal dengan cadar.

Betapa sungguh kain hitam kotak kecil ini punya manfaat yang besar.. Bagaimana aku tak ingin mengenakan nya.. Para isteri-isteri nabi sallaullahu allahi waa salaam,wanita-wanita mulia yang Allaah sebut-sebut namanya dalam Al-Qur'an mengenakan niqab..

Ini juga lah yang membedakan kita dari wanita-wanita kuffar, Rasulullah sangat tak ingin umatnya sama seperti orang-orang kuffar, bahkan menyisir rambutpun beliau tak ingin sama seperti orang-orang kuffar..

Semakin hari keinginanku semakin mantap, tapi ternyata keyakinan itu hanya ada dihati, jiwa ini masih belum mampu, menunjukannya, aku hanya berani mengenakannya didepan cermin.

Sebelum aku beranikan diri, aku utarakan niatku kepada mama-ku walalupun dengan nada yang bercanda betapa terkejutnya beliau, memandangku tajam lalu mengeluarkan kata-kata yang intinya sangat tidak setuju.

Walaupun aku hanya tertawa dihadapannya tapi sungguh betapa patahnya hati ini, harapanku sirna..

Tapi semangatku tak sampai disitu, akhirnya aku mulai nekat, aku mulai memberanikan diri mengenakannya diluar, aku gunakan ketika pergi ke kajian,
Tapi sepertinya lama kelamaan mamaku tau hal itu, dia hanya bilang "ngapain sih?" Tapi dia tetap mengizinkan ku ngaji, dan mulai dari situ setiap kekajian aku selalu menggunakan niqab.

Dari mulai kekajian kini aku mulai memberanikan diri menggunakannya saat berpergian, seperti tempat perbelanjaan walaupun bukan sekelas mall, dan ditempat-tempat yang ku kunjungi bila ada keperluan , betapa pandangan aneh terpancar dari mata-mata orang-orang, awalnya aku sangat terganggu, tapi lama kelamaan terbiasa juga.

Setelah aku kenakan kain hitam ini diwajahku aku sedikit lebih membatasi diri, seolah-olah kain hitam ini adalah tembok besar, aku tak lagi bepergian yang tak penting, aku tak lagi ketempat-tempat yang dulu menjadi tempat favoritku seperti mall, kedai-kedai coffe yang dipenuhi dengan musik, dan anak muda.

Itu semua sudah tak menarik lagi bagiku, betapa duduk-duduk tak jelas, hanya buang waktu, betapa musik dan film hanya menjauhkan ku pada ilmu agama serta Al-Qur'an.

Haaa.. Membicarakan kain hitam kecil ini, tak ada habisnya betapa inginnya aku dibuatnya, betapa aku sangat merasa terjaga dibuatnya..

sungguhlah dijaman serba fitnah ini jilbab panjang pun dirasa sedikit kurang cukup, bagaimana tetap saja ada laki-laki iseng yang menggoda dengan guyonan-guyonan sok 'islami'nya, dengan ucapan assalamualaikum yang dibuat-buat.

Dan aku sulit sekali menyembunyikan muka marahku didepan laki-laki yang iseng tersebut tapi kini manalah mereka tau, aku ini masih muda atau sudah ibu-ibu karna wajahku telah tertutup, biasanya laki-laki iseng tersebut hanya berani menggoda anak-anak gadis.

kini aku tak bisa lagi memberikan senyumku kepada setiap orang.. Cukup lewat mata ini..

Ketika aku berada diluar, aku sebisa mungkin tak terlihat asing, aku sebisa mungkin mencoba berinteraksi dengan orang-orang yang padahal tak ku kenal, yaa sudah pasti ibu-ibu, sekedar mengobrol ringan sambil menunggu basway atau sekedar memberikan senyuman lewat mata, semoga sedikit mengurangi ketakutan mereka, haa.. haa.. haa..

Walau kadang ada juga ibu-ibu yang sudah ku senyumi tetap memandangku dengan tatapan yang sinis.

Tapi sudahlah.. Mereka hanya belum tahu..

Kalau tahu pasti aku ini langsung dimintanya jadi menantu. *Halaaah* *promosi* :))

Aku bangga menjadi seorang muslimah, dan aku juga sangat bangga dengan pakaian ini, pakaian khas muslimah, identitas muslimah terlihat dari sini, tanpa bertanya apa agamanya orang akan tahu kau adalah muslimah saat kau kenakan hijab, pakaian ini juga lah yang dikenakan para ummuhatul mukminin, merekalah inspirasiku.. Betapa seorang muslimah sesungguhnya tergambar dari sosok-sosok mereka..

Kapankah kain kotak hitam kecil ini menutupi wajahku, bukan hanya diluar lingkungan rumah, tempat bekerja tapi disetiap ku langkah kan kaki-ku dari pintu rumahku?

Allah tempat meminta, semoga kelak ada secerca hidayah yang ia semayamkan dihati kedua orangtua-ku hingga tiba saatnya, mereka paham, dan menerima bahwa cadar adalah syariat islam.